Kamis, 26 Juli 2007
Penulis: Al Ustadz Abu Mu'awiyah Muhammad Ali Al Medani.

.: :. Musibah Gempa dan Tsunami, Bimbingan Ulama menghadapinya(Surat Fax kepada Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi)Kepada Fadhilatus Syaikh Ahmad bin Yahya An-Najmi - Hafizhahullah Azza Wa Jalla.Segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang loyal kepadanya.Tidak samar pada engkau musibah yang telah menimpa kaum muslimin di propinsi Aceh dan sebagian pulau Sumatra bagian Barat, juga beberapa kepulauan yang berdekatan dengannya. Jumlah yang meninggal dunia dalam musibah ini sudah sampai kurang lebih 80.000 (delapan puluh ribu) jiwa dan musibah ini telah lewat enam hari.
Minggu, 15 Juli 2007
Di antara gejala yang sangat berbahaya dan serius sekali yang merebak di tengah sebagian masyarakat Muslim dan hal ini memiliki dampak negatif yang amat fatal bahkan dapat menghancurkan sendi-sendi masyarakat Muslim tersebut adalah tindakan memfitnah dan mencemarkan nama baik ulama serta menuduh mereka dengan tuduhan-tuduhan keji dan dusta. Ini adalah masalah serius dan penting untuk dibahas. Haram Mencemarkan Nama Baik Para Ulama Mencemarkan nama baik ulama, menuduh, memfitnah dan menyebarkan aib mereka merupakan perbuatan yang tidak diperbolehkan bahkan sangat diharamkan.! Seorang Mukmin tidak boleh 'memakan daging' saudaranya sendiri apalagi daging para ulama, tentu sangat diharamkan.! Imam Ibn 'Asakir rahimahullah berkata,
Sabtu, 07 Juli 2007
Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap perempuan itu. Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun. Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah. "Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya Nabi
Kamis, 05 Juli 2007
1. Menuntut ilmu bukan karena Allah!.
2. Menuntut ilmu hanya untuk mengilmui tanpa mengamalkan.
3. Kurang sabar atas susahnya menuntut ilmu.
4. Merasa susah (kurang bergairah), merasa pesimis.
5. Tergesa-gesa menuntut ilmu.
6. Janganlah kalian berbangga dalam menuntut ilmu karena ilmu itu dan apapun yang kamu ambil pasti kamu akan mendapatkannya. (Imam Adz Dzahabi)).
Putriku tercinta! Aku seorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. 2﴿ Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu dengarlah nasihat-nasihatku. Dimana engkau belum pernah mendengar dari orang lain.
Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, menghapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain, sampai tak ada satu negeri Islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu. Negeri-negeri Syam (Syria, Yordania, Lebanon, Palestina) sendiri yang dulu benar-benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, kenapa?.
Rasulullah % bersabda: “Dua golongan ini dari ahli neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu: suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok (dalam jalannya), mengajarkan wanita berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti ini tidak akan masuk syurga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya).(HR. Muslim).
Adapun syarat-syarat hijab syar’i (yang sesuai dengan syari’at Islam) adalah:
1. Hendaklah hijab/jilbab tersebut menutup seluruh badan.
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. (QS.33:59).
2. Hendaklah hijab/jilbab tersebut tebal, tidak tipis dan transparan, karena maksud dari hijab adalah menutup, jika tidak menutup, tidak dinamakan hijab, karena hal tersebut tidak menghalangi penglihatan, sehingga seperti yang dikatakan dalam hadits Nabi%. “Berpakaian tapi hakekatnya telanjang” (karena kelihatan auratnya, sedang fungsi pakaian diantaranya adalah menutup aurat).
Akhirnya, aku persembahkan 11 nasehat yang berharga ini kepadamu, wahai Ukhti Al Muslimah….!
Kerjakanlah, insya Allah kamu akan berbahagia di dunia dan di akhirat, minta tolonglah kepada Allah ! dalam mengamalkannya, kemudian dengan membaca dan memahami kitab kecil ini.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Robb sekalian alam. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad r keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai hari kiamat.
Ukhti al muslimah….
Musuh-musuh Islam tidak henti-hentinya berusaha untuk menjauhkan wanita muslimah dari Agama Islam yang haq dan lurus ini. Di setiap tempat dan kesempatan mereka selalu melontarkan tuduhan-tuduhan keji yang ditujukan kepada wanita-wanita mu’minah yang suci.
Allah telah menjelaskan di dalam Al-Qur'an tentang kemuliaan ilmu, terutama ilmu syar'i: "Hanyalah yang takut kepada Allah adalah para ulama." Kata ulama pada ayat di atas adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu syar'i. oleh karena itu Shalafush shalih mengatakan: ”Orang yang paling tahu adalah orang yang paling takut kepada Allah!". Itulah sebabnya dikatakan bahwa ilmu itu adalah khasyyatullah (takut kepada Allah).
Semua manusia apapun agamanya bersepakat untuk mencari kesenangan dan berusaha untuk menolak dan menghindarkan kesedihan, sebagaimana yang disebutkan oleh Al Imam Ibnu al Khassam dalam kitabnya Al Akhlaq dan As Siyyar.
Segala sesuatu yang dilihat dari berbagai segi, maka akan ditemukan adanya pembagian,
Tiga prinsip dasar yang pokok dalam Islam yaitu:
1. PENGENALAN SEORANG HAMBA TERHADAP RABBNYA.
Prinsip dasar yang harus diketahui oleh seorang muslim bahwa Allah lah yang berhak disembah. Bila ditanyakan kepada orang kafir, siapa yang memberi rezki dan segala nikmati, maka mereka menjawab: Allah. Seorang muslim tidak cukup hanya mengetahui bahwa Allahlah yang memberi rezki tetapi ia harus pula meyakini bahwa Allah satu-satunya yang berhak disembah, diibadahi dan sembahan-sembahan selain Allah adalah bathil.
Umar : mengatakan, ‘Suatu hari, saya dan para sahabat sedang duduk-duduk di samping Rasulullah 8. Tiba-tiba, muncul seorang laki-laki berpakaian serba putih dan rambut hitam pekat dihadapan kami, tanpa seorang pun dari kami yang mengenalnya. Laki-laki tersebut lalu duduk di hadapan Nabi 8. Dia menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut Nabi 8., serta meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi 8. Dan berkata, ‘Ya Muhammad, beritahulah saya mengenai Islam.’ Rasulullah 8.

About Me

Foto Saya
AHMAD ALKANDARY
Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Daftar Blog Saya



Baca Quran Online




P.pw - Shorten urls and earn money!

silahkan klik untuk mendengarkan murattal

mau baca qur'an? silahkan klik
free counters

yang lagi on now

harga blogku

blog ini berharga$3,947.84betulkah?

Internal Value defaultContent

history tamu agungku

Aqidah

by abu fathur. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Arsipku