Rabu, 05 September 2007
Penulis: Abu Khalid Jahada Mangka, Lc.
Penentuan Awal Ramadhan, Ru'yah atau Hisab?
Tak sedikit orang yang menggunakan ilmu hisab untuk menentukan awal bulan Ramadhan (Hijriyah). Pada masa Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓá , ilmu hisab sudah ada dan digunakan oleh orang-orang Romawi, Persia dan Arab.
Tapi mengapa Rasulullah tidak menggunakan ilmu hisab untuk menentukan awal bulan dan lebih memilih dengan cara melihat hilal?
KELEMAHAN-KELEMAHAN ILMU HISAB DALAM MENENTUKAN AWAL RAMADHAN DAN SYAWAL
1. Menyelisihi Al Qur'an Al KarimAllah ÓÈÍÇäå æÊÚáì telah menetapkan bahwa hilal (bulan sabit) adalah petunjuk untuk menentukan awal bulan Hijriyah. Allah berfirman, "Mereka bertanya tentang hilal, katakanlah itu adalah waktu-waktu bagi manusia dan bagi (ibadah haji)." (QS. Al Baqarah: 189). Dan firman Allah dalam ayat yang lain;

"Maka barang siapa di antara kalian yang menyaksikan bulan maka hendaklah ia berpuasa." (QS. Al Baqarah: 185). Kata ÔóåöÏó dalam ayat ini, dalam bahasa Arab berarti menyaksikan dengan mata kepala, dan ini ditafsirkan oleh hadits Rasulullah
"Puasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah (berlebaranlah) karena melihatnya." (HR. Bukhari). Dan yang lebih berhak untuk menafsirkan Al Qur'an setelah Allah adalah Rasulullah.
2. Menyelisihi Sunnah Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã, Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã telah bersabda, artinya,
"Jika kalian melihatnya, maka puasalah kalian. Dan jika kalian melihatnya, maka berlebaranlah. Tetapi jika kalian terhalangi awan, maka sempurnakanlah menjadi tiga puluh hari." (HR. Bukhari dan Muslim). Demikian pula sabda beliau yang lain,
"Janganlah kalian berpuasa sampai kalian melihatnya, dan janganlah kalian berlebaran sampai kalian melihatnya." (HR. Muslim).
Dalam hadits lain, Nabi bersabda,"Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung, bulan itu seperti ini, seperti ini dan seperti ini (beliau menggenggam jari pada ketiga kalinya) dan bulan itu seperti ini, seperti ini dan seperti ini (yakni sempurna 30 hari)." (Muttafaqun 'alihi). Sifat ummi (tidak menulis dan tidak menghitung) yang disandangkan oleh Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã kepada umat ini, akan tetap berlaku sampai saat ini, jika sifat ummi tersebut dinisbatkan kepada ilmu hisab.
"Puasalah kalian karena melihatnya dan berbukalah (berlebaranlah) karena melihatnya. Maka jika tersembunyi atas kalian, maka hendaklah kalian menyempurnakan Sya'ban menjadi tiga puluh hari" (HR. Bukhari). Kata ÑõÄúíóÉñ dalam hadits-hadits di atas, tidak bisa diartikan kecuali dengan ãõÔóÇåóÏóÉñ ÈöÇáúÚóíúäö (melihat dengan mata kepala), karena hanya mengandung satu obyek, yaitu hilal. Di dalam memahami dalil-dalil, baik dari al Qur'an maupun as-Sunnah, harus dikembalikan kepada pemahaman orang-orang Arab dalam memahami makna dari kalimat tersebut. Dan berkaitan dengan dalil-dalil tentang ru'yah dalam menetapkan awal Ramadhan maupun Syawal, maka para sahabat ÑÖí Çááå ÚäåãÇ sama sekali tidak pernah merujuk kepada pendapat ahli hisab, walaupun sekali!
3. Menyelisihi Ijma' (Kesepakatan)Para ulama bahkan kaum Muslimin telah bersepakat, bahwa masuk dan keluarnya bulan ditandai dengan muncul-nya hilal yang diketahui dengan cara ru'yah. Ijma' sejak zaman Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã hingga zaman ini. Maka orang-orang yang menggunakan ilmu hisab berarti telah menyelisihi ijma'. Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì berfirman, artinya: "Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An-Nisa': 115).
4. Tasyabbuh terhadap Ismailiyah Tidak dikenal dalam sejarah orang yang menyelisihi penetapan awal bulan dengan cara ru'yah kecuali Ismailiyyah (salah satu sekte yang paling ekstrem dari golongan Syi'ah). Sehingga termasuk salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) terhadap orang-orang Ismailiyah adalah dengan menggunakan hisab dalam penentuan awal bulan Hijriyah.
5. Hisab Dibangun di atas Ilmu Zhonni Imam Al Ghazali—rahimahullah—mengklasifikasikan ilmu ke dalam empat bagian, yaitu: a. Ilmu tauqifiy, yaitu yang berasal dari Al Qur'an dan hadits Rasulullah Õá ÇááÉ Úáíå æÓáãb. Ilmu qath'iy (ilmu pasti), contohnya adalah matematika, seperti 1+1=2, hasilnya tidak akan pernah berubah.c. Ilmu tajribiy (ilmu yang diperoleh dari hasil riset).d. Ilmu zhonniy (praduga), dan salah satu contohnya adalah ilmu falak. Peneliti dari ilmu hisab, semuanya sepakat tentang mustahilnya menentukan ru'yah secara tepat untuk kemudian dihukumi bahwa hilal pasti dilihat atau tidak dapat dilihat sama sekali dengan ketentuan yang sifatnya menyeluruh, meski mungkin bisa terjadi secara kebetulan. Sehingga tidak mengherankan apabila terjadi perbedaan antara hasil hisab suatu lembaga/organisasi dengan hasil hisab organisasi lainnya, karena memang hisab dibangun di atas zhon (praduga). Dan tidak mungkin Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì menetapkan suatu ibadah yang agung di atas pijakan ilmu zhon.
6. Mempersulit UmatPenetapan awal bulan dengan ru'yah merupakan realisasi dari maqashid asy-syari'ah, yang mana salah satunya adalah untuk memberikan kemudahan-kemudahan bagi umat. Orang yang mengetahui ilmu hisab sangat langka, sehingga menjadikan hisab sebagai sarana untuk mengetahui masuknya awal bulan merupakan hal yang membebani umat. Berbeda dengan menentukan awal bulan dengan ru'yah, selama masih memiliki mata yang normal, maka cukup dengan melihat hilal, dan apabila hilal tidak terlihat, maka dengan menggenapkan bulan tersebut 30 hari. Inilah tuntunan Islam. Tuntunan yang demikian mudah, pasti dan membawa banyak maslahat. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã menetapkan bahwa untuk menetukan awal bulan Hijriyah adalah dengan ru'yatul hilal (melihat hilal), ketika ilmu hisab dan falak telah ada dan dipakai oleh masyarakat Romawi, Persia bahkan Arab. Namun Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã tidak mengikuti mereka. Bahkan beliau sepenuhnya menerima ketentuan Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì bahwa untuk menentukan awal bulan adalah dengan ru'yatul hilal (melihat hilal). Yang sangat disayangkan, hampir-hampir ajaran Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã ini tersisihkan dan diganti kedudukannya dengan ilmu hisab dan ilmu falak. Lebih ironis lagi, ini dilakukan oleh pihak-pihak yang menganggap diri mereka sebagai ulama dan tokoh umat.
7. Memecah Belah UmatAllah ÓÈÍÇäå æÊÚáì berfirman, artinya: "Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al Anfal: 46). Perbedaan pendapatlah yang menyebabkan perpecahan dan keporak-porandaan, sehingga kita semakin jauh dari petunjuk Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah diennya dan mereka menjadi bergolong-golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka." (QS. Al An'am: 159). Mereka yang bergolong-golongan dan memecah belah persatuan serta kesatuan kaum Muslimin, akan terlepas hubungannya dengan Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã. Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã pun sama sekali tidak bertanggung jawab atas tingkah laku mereka. Mereka itu terdiri dari ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) yang sengaja membuat kekejian di atas kedengkian, dan mereka juga tidak mau menerima Islam. Allah ÓÈÍÇäå æÊÚáì berfirman, "Sesungguhnya dien (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi al Kitab kecuali setelah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka." (QS. Ali Imran: 19). Oleh karena itu, patutkah kita mewarisi "penyakit ahli kitab" yang menggantikan warisan dari al Kitab? Patutkah pula kita mewarisi kekejian dan kedengkiannya? Sebenarnya, perselisihan dan kebencian serta pemecahbelahan agama adalah termasuk penyakit warisan para ahli kitab. Inilah yang menyebabkan kehancuran mereka. Kisah-kisahnya telah diabadikan dalam al Qur'an untuk menjadi pelajaran yang gamblang bagi umat-umat setelahnya.
SYUBHAT
Sebagian orang memahami sabda Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã
ÇáÔøóåúÑõ ÊöÓúÚñ æóÚöÔúÑõæäó áóíúáóÉð áóÇ ÊóÕõæãõæÇ ÍóÊøóì ÊóÑóæúåõ æóáóÇ ÊõÝúØöÑõæÇ ÍóÊøóì ÊóÑóæúåõ ÅöáøóÇ Ãóäú íõÛóãøó Úóáóíúßõãú ÝóÅöäú Ûõãøó Úóáóíúßõãú ÝóÇÞúÏöÑõæÇ áóåõ
"Bulan adalah 29 (hari), maka janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal, dan janganlah kalian berlebaran hingga kalian melihatnya, kecuali jika kalian terhalangi awan. Maka jika tertutupi awan, maka tentukanlah." (HR. Muslim). Pendukung hisab mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã ÝóÇÞúÏöÑõæúÇ áóåõ adalah "tentukanlah dengan ilmu hisab."
TANGGAPAN
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menanggapi syubhat mereka dengan perkataan beliau, "Pendalilan mereka dengan hadits Ibnu Umar ini sangat rusak, karena Ibnu Umar sendiri yang meriwayatkan hadits: "Kita adalah umat yang ummi, tidak menulis dan tidak menghitung." Bagaimana mungkin kemudian hadits beliau ini dipahami dengan makna wajibnya mengamalkan ilmu hisab?" (Majmu' Fatawa, 25/182). Makna yang benar dari hadits ini adalah 'tentukanlah jumlah bulan dengan menyempurnakan jumlah Sya'ban menjadi 30 hari'. Dan akan lebih jelas lagi dengan riwayat lain yang menjelaskan maksud kata ÝóÇÞúÏöÑõæúÇ áóåõ yaitu hadits yang terdapat dalam riwayat Muslim, dari Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã dengan lafazh,
ÝóÇÞúÏöÑõæúÇ ËóáÇóËöíúäó
"Maka tentukanlah menjadi 30." Yang lebih jelas lagi adalah riwayat dari Abu Hurairah , dari Nabi Õá ÇááÉ Úáíå æÓáã
ÝóÃßúãöáõæúÇ ÇáúÚöÏøóÉó ÔóÚúÈóÇäó ËóáÇóËöíúä ó
"Maka sempurnakanlah jumlah Sya'ban menjadi 30." (HR. Bukhari). Inilah makna yang benar, dan keliru besar jika menganggap maknanya adalah 'perkirakanlah dengan ilmu hisab atau falak'. Wallahu A'lam (Al Fikrah)

0 komentar:

About Me

Foto Saya
AHMAD ALKANDARY
Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Lihat profil lengkapku

Daftar Blog Saya



Baca Quran Online




P.pw - Shorten urls and earn money!

silahkan klik untuk mendengarkan murattal

mau baca qur'an? silahkan klik
free counters

yang lagi on now

harga blogku

blog ini berharga$3,947.84betulkah?

Internal Value defaultContent

history tamu agungku

Aqidah

by abu fathur. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Arsipku